Google

Saturday, April 21, 2012

TRIANGULASI



ISENG = INFORMASI SESINGKATNYA

Ketika membimbing mahasiswa  pascasarjana  yang mempunyai peminatan terhadap penelitian kulitatif, acapkali yang ditanyakan masalah keabsahan data.  Beda dengan mahasiswa yang meminati penelitian kuamntitatif, mereka tingal “bim salabim abra kedabra” keluar dari out SPSS.  Tapi uintuk kualitatif setidaknya harus mengenali “triangualasi”. Akhirnya menyadari sebagai sadaran tanya para mahasiswa maka, perlu memberikan suntikan sekaligus pemahaman singkat. Selanjutnya saya muat di lembaran ini, yang sering saya sebut dengan  “ISENG” alias Informasi Sesingkatnya.





Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Peneliti melakukan triangulasi dengan membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Pada metode triangulasi dapat diperoleh dengan berbagai cara:
1.       Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
2.      Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi terbuka dan tertutup.
3.      Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat an  pandangan orang.
4.      Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
TRIANGULASI
Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastian bahwa yang diukur adalah benar – benar merupakan variabel yang ingin di ukur. Keabsahan ini juga dapat ditempuh melalui proses pengumpulan data yang tepat (data collecting) . adapun salah satu caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu (sumber) yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.
Metode triangulasi merupakan salah satu metode yang paling umum dan sering  di gunakan dalam pengujian  validitas penelitiankualitatif. Metode triangulasi di dasarkan pada paradigm fenomenologi. Fenomenologi merupakan aliran filsafat yang mengatakan bahwa kebenaran bukan terletak pada peneliti, melainkan realitas objek itu sendiri. untuk memperoleh kebenaran, secara epistimologi harus dilakukan penggunaan bebrbagai perspektif (multiperspektif)
Triangulasi adalah proses untuk mendapatkan data valid melalui penggunaan variasi instrumen.  Ide dasar mengenai triangulasi bersumber dari ide tentang “ multiple operasional” yang menggambarkan bahwa kesahihan temuan-temuan serta tingkat konfidensinya akan dipertinggi oleh pemakaian lebih dari satu pendekatan untuk pengumpulan data. Pendapat ini semula dirumuskan dalam konteks penelitian kuantitatif, yang menggunakan paradigm pendekatan dari satu pendekatan operasionalisasi konsep direkomendasikan mengingat fakta-fakta bahwa semua perhitungan cenderung keliru.
Metode triangulsi ini merupakan cara pengkombinasian antara penelitian kuantitatif dan kualitatif yaitu dengan cara mengecek antara satu tipe hasil penelitian (kuantitatif misalnya) dapat dicek dengan hasil penelitian yang diperoleh dari tipe penelitian yang lain (kualitatif). Triangulasi ini umumnya dimaksudkan untuk meningkatkan validitas hasil penelitian.
Fungsi dari penggunaan metode triangulasi adalah untuk memahami fenomena sosial dan konstruksi psikologis, karena untuk pemahaman hal tersebut, tidak cukup hanya  menggunakan satu alat ukur saja. Akan tetapi menekankan digunakannya lebih dari satu metode dan banyak sumber data termasuk di antaranya adalah sejumlah peristiwa yang terjadi.

JENIS-JENIS METODE TRIANGULASI
Menurut Sugiyono(370) ada 3 macam yakni triangulasi sumber, teknik dan waktu. Disisi lain ada yang mengatakan ada ber macam-macam triangulasi Sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu :
a. Triangulasi data
Mengguanakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memeiliki sudut pandang yang berbeda.
b. Triangulasi Pengamat
Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing studi kasus bertindak Sebagai pengamat (expert judgement) yang memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data.
c. Triangulasi Teori
Penggunaan berbagai teori yang berlaianan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat.
d. Triangulasi metode
Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan.

Selanjutnya Denzin membedakan empat macam teknik triangulasi. Yaitu :
a. Triangulasi data atau sumber data
Triangulasi data ini dimaksudkan agar dalam pengumpulan data peneliti menggunakan banyak sumber data. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kelitatif.
Hal ini dapat dicapat dengan jalan :
Membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil observasi
Membandingkan dengan apa yang dikatakan secara pribadi dengan apa yang dikatakan di depan umum.
Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.
Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan berbagai pendapat dari berbagai lapisan masyarakat baik tingakat pendidikan, satatus pekerjaan misalnya.
Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen lainnya.
b. Triangulasi metode
Di dalam teknik ini, menggunakan berbagai metode pengumpulan data untuk menggali data sejenis. Pada triangulasi ini, terdapat dua strategi  yaitu :
pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa tehnik pengumpulan data.
pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.
c. Triangulasi peneliti
Diharapkan dengan adanya beberapa peneliti yang melakukan penelitan dengan menggunakan pendekatan yang sama, akan mendapatkan hasil yang sama.
d. Triangulasi teori
Dalam membahas suatu permasalahan yang sedang di kaji, hendaknya peneliti tidak menggunakan satu prespektif teori. Sehingga nantinya di dukung dari multiple theory.


No comments: