Google

Thursday, September 13, 2012

WAWASAN PRESTATIF


BANCAR (BAHAN CERAMAH SEBENTAR)
BERWAWASAN PRESTATIF
Oleh : Djoko Adi Walujo.
OPSPEK MAHASISWA BARU UNIVERSITAS PGRI ADIBUANA SURABAYA
Kampus Pagi-Bunga Matahari Bersemi.

Pengantar:

                 Sungguh celaka jika hingga saat ini kita masih mengedepankan intuisi dalam bertindak, karena perkembangan teknologi yang begitu deras memungkinkan kita dalam bertindak selalu mensinergikan wawasan dari segenap dimensional. Merangkai pemikiran rasional dan dironce dengan realitas sosial adalah jawaban atas kemajuan teknologi yang kita rasakan saat ini.
               Dikaitkan dengan kemajuan teknologi yang kehadirannya selalu dibarengi dengan pola pikir dan pola laku efektif dan efisien, serta manifestasinya selalu menyeret hadirnya pola sikap manusia yang cenderung bersaing dan bertanding dan meninggalkan bersanding. Keadaan ini mengondisi setiap manusia secara terus menerus memperbaiki citra dirinya agar dapat eksis di kondisi ini.
              Menjaga eksistensi diri sama halnya menjaga pola pikir dan pola tindaknya yang sewaktu-waktu seirama dengan tuntutan perkembangan zaman, tanpa meninggalkan akar budaya. Untuk mencapai hal ini, maka sangat bijak jika manusia itu selalu on the track pada wawasan prestatif. Karena wawasan prestatif akan memproduk manusia-manusia profesional dengan daya juang tinggi, tanpa harus meniadakan lainnya.
             Kegiatan Opspek – Mahasiswa Universitas Adi Buana tahun 2012, sangat memungkinkan untuk diseminasikan wawasannya, ke arah wawasan prestatif. Wawasan prestatif ini, sesungguhnya adalah suatu bentuk wawasan yang membangkitkan kapabilitas indiviual, yang kemudian akan berkembang menuju kelompok yang lebih besar. Subtansinya adalah bagaimana menjaga motivasi berprestasi, dan dalam menjaga motivasi ini dikaitkan dengan kapabilitas individual pendekatan yang sangat lekat  adalah konsep AKU yang kepanjangannya Ambisi, Kenyataan, dan Usaha.

Monday, April 30, 2012

FILOSOFI METODOLOGI PENELITIAN DAN KOMUNIKASI ILMIAH

ISENG (INFORMASI SINGKAT SEKALI)
Buku ini mampu mendasari seorang-orang yang akan melakukan penelitian, dan kalau berpikir secara sequensial maka buku ini tentunya wajib untuk dibaca dan dipahami oleh mahasiswa pascasarjana yang akan menyusun thesis. Ada yang menenarik dari buku ini, kuatnya tataran filosofis yang mendasari buku ini, mulai berpikir deduksi yang sangat diperlukan ketika dalam menurunkan hipotesis, juga dipaparkan berpikir induksi, bagaimana seorang-orang yang akan menverikasi hipotesis. Tepatnya pada halaman 20, terpapar jelas, serta didukung visualisasi (bagan) yang memudah untuk mencerna maksud penalaran tersebut.
          Pada halaman 47 membentangkan bagaimanakah memperoleh zebuah masalah penelitian, sedangkan menurut buku ini setidak tidaknya ada empat alasan mengapa masalah penelitian itu diangkat (dipilih), antara lain:
1. alasan ilmiah (scientific reasoning)
2. alasan masuk akal (logical reasoning)
3. alasan khas (specific reasoning)
4. alasan praktis (practical reasoning).
Indikator ini sering ditanyakan penguji dalam ujian Tesis maupun Desertasi, berkaitan dengan hal itu, maka memperdalam kembali alasan yang mendukung penetapan masalah penelitian adalah langkah yang sangat bijak.
Kemudian terkait dengan Hypotesis, buku ini membentangkan latar bagaimana, dan mengapa hypotesis. Mulai dari menformulasikan, hingga penentukan pengujiannya dibahas tuntas di halaman 53 hingga 57.
Selanjutnya  pada halaman 59 di bahas mengenai variabel.
Sungguh mengelitik buku ini, variabrl dipadankan dengan "tukang ubah", jadi variabel itu dalam penelitian memang sering berperan ibarat "tukang ubah".
Variabel = Peubah=Tukang Ubah= charggeable.
Dan akhir pembahasan buku ini  dibentangkan klomunikasi ilmiah (Scientific Communication)

Sunday, April 22, 2012

BANGUNAN TEORI - DR AGUS SALIM MS

 SARAN BACA RUTIN (SABAR)
http://tiarawacana.co.id/kat_infobuku.php?ID=205 



Agus Salim
Bangunan Teori: Metodologi Penelitian Untuk Bidang Sosial, Psikologi, dan Pendidikan
xvi + 108 hlm; 14,5 x 21 cm
ISBN: 979-9340-91-8
Bangunan Teori merupakan materi baru dalam kajian metodologi penelitian sosial. Kajian Bangunan Teoridiin?trodusir pertama kali oleh John J.O.I. Ihalauw, Ph.D pada program studi Pasca Sarjana, Universitas Satya Wacana Salatiga dan menjadi materi ung�gulan pada tahun 1980. Oleh penulis buku ini, Bangunan Teori dikembangkan lebih lanjut dengan materi filsafat ilmu dan pengembangan aplikasinya pada bidang ilmu-ilmu sosial.

Urgensi dari mempelajari Bangunan Teori adalah karena selama ini keberadaan ilmu belum banyak dilihat sebagai suatu proses. Ilmu masih terlalu sering dipandang sebagai produk yang diberikan secara paket dan sebagai akibatnya, metodologi pun masih dilihat sebagai kajian yang berdiri sendiri, sementara substansi ilmunya sering kali kurang menjiwai perkembangan metodologi tersebut. Padahal keberadaan metodologi tidak bisa dilepaskan dari substansinya. Belajar tentang metodologi penelitian misalnya, berarti pula belajar tentang upaya untuk memahami Bangunan Teori secara utuh dan lengkap, serta berbagai strategi yang diperlukan untuk mengklarifikasi masalah-ma�salah sosial (psikologi dan pendidikan) yang dikaji. Dan karena penelitian ilmu-ilmu sosial pada hakikatnya adalah pengkajian konsep limas Bangunan Teori yang lekat dengan sub�stansi keilmuannya, maka mengkaji Bangunan Teori semestinya menjadi sasaran awal sebelum orang mengadakan pengkajian materi penelitian.

Mempelajari Bangunan Teori dengan demikian sama artinya dengan menempuh pendekatan khusus untuk memahami ilmu dan metodologi secara bersama-sama. Pendekatan khusus seperti ini diharapkan dapat menguak cakrawala kepiawaian para mahasiswa dan kalangan akademisi dalam melihat substansi dan metodologi sebagai suatu kesatuan.

Buku Bangunan Teori ini dimaksudkan sebagai buku pegangan bagi para mahasiswa dalam menyelesaikan Tugas Akhir, membuat Skripsi ataupun Tesis. Bagi para peneliti yang memiliki rencana membangun teori-teori baru, buku pegangan ini diharapkan cukup membantu untuk membelah akar-akar teoretis dan menemukan arah perkembangan teoritis terbaru yang lebih relevan dengan masalah yang sedang dikaji.
Daftar Isi
  • BAB I - PENDAHULUAN
    • 1. Bias Teori-teori Ilmu Sosial dan Pendidikan
      2. Bangunan Teori Pendekatan Positivisme dan Fenomenologi
      3. Pentingnya Bangunan Teori
      4. Materi Sajian
  • BAB II - ANCANGAN FILOSOFIS DARI BANGUNAN TEORI
    • 1. Filsafat Ilmu
      2. Penelitian dan Aras Kiblat Berpikir
      3. Penghampiran Berpikir Daur Induksi-Deduks
  • BAB III - PARADIGMA
    • 1. Paradigma Thomas Kuhn
      2. Paradigma Sir Karl R. Popper
      3. Paradigma Kuantitatif dan Kualitatif
  • BAB IV - KONSEP
    • 1. Menemukan Situasi Problematik dan Merumuskannya
      2. Merumuskan Persoalan dalam Penelitian
      3. Unit Analisis
      4. Membentuk Konsep dan Mentakrifnya
      5. Struktur Sebuah Takrif
      6. Takrif yang Penad dan Matra Konsep
      7. Macam Konsep dan Pengukurannya
      8. Ketepatan dalam Pengukuran Konsep
      9. Konsep dari Induksi
  • BAB V - DALIL
    • 1. Struktur Dalil
      2. Hubungan yang Dikandung Suatu Dalil
      3. Arah yang Dikandung Suatu Dalil
      4. Langkah-langkah Perumusan Dalil
      5. Bias dalam Menelaah Perilaku Manusia
      6. Dalil dari Induksi
  • BAB VI - MODEL DAN TEORI
    • 1. Membangun Model dan Teori
      2. Model dan Teori dari Induksi
      3. Tipologi Model dalam Teori-teori Sosial
      4. Rumusan Model atau Teori
      5. Struktur Teori
  • BAB VII - NISBAH BANGUNAN TEORI DAN KEGIATAN PENELITIAN
    • 1. Sistem Teori
      2. Teori dan Penelitian
      3. Pemaknaan dan Pengujian Bangunan Teori
  • BAB VIII PENUTUP
  • GLOSARIUM
  • DAFTAR PUSTAKA
  • BIODATA PENULIS

Saturday, April 21, 2012

TRIANGULASI



ISENG = INFORMASI SESINGKATNYA

Ketika membimbing mahasiswa  pascasarjana  yang mempunyai peminatan terhadap penelitian kulitatif, acapkali yang ditanyakan masalah keabsahan data.  Beda dengan mahasiswa yang meminati penelitian kuamntitatif, mereka tingal “bim salabim abra kedabra” keluar dari out SPSS.  Tapi uintuk kualitatif setidaknya harus mengenali “triangualasi”. Akhirnya menyadari sebagai sadaran tanya para mahasiswa maka, perlu memberikan suntikan sekaligus pemahaman singkat. Selanjutnya saya muat di lembaran ini, yang sering saya sebut dengan  “ISENG” alias Informasi Sesingkatnya.





Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.
Peneliti melakukan triangulasi dengan membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Pada metode triangulasi dapat diperoleh dengan berbagai cara:
1.       Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara.
2.      Membandingkan apa yang dikatakan orang tentang situasi terbuka dan tertutup.
3.      Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai pendapat an  pandangan orang.
4.      Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang berkaitan.
TRIANGULASI
Keabsahan bentuk batasan berkaitan dengan suatu kepastian bahwa yang diukur adalah benar – benar merupakan variabel yang ingin di ukur. Keabsahan ini juga dapat ditempuh melalui proses pengumpulan data yang tepat (data collecting) . adapun salah satu caranya adalah dengan proses triangulasi, yaitu tehnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu (sumber) yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.
Metode triangulasi merupakan salah satu metode yang paling umum dan sering  di gunakan dalam pengujian  validitas penelitiankualitatif. Metode triangulasi di dasarkan pada paradigm fenomenologi. Fenomenologi merupakan aliran filsafat yang mengatakan bahwa kebenaran bukan terletak pada peneliti, melainkan realitas objek itu sendiri. untuk memperoleh kebenaran, secara epistimologi harus dilakukan penggunaan bebrbagai perspektif (multiperspektif)
Triangulasi adalah proses untuk mendapatkan data valid melalui penggunaan variasi instrumen.  Ide dasar mengenai triangulasi bersumber dari ide tentang “ multiple operasional” yang menggambarkan bahwa kesahihan temuan-temuan serta tingkat konfidensinya akan dipertinggi oleh pemakaian lebih dari satu pendekatan untuk pengumpulan data. Pendapat ini semula dirumuskan dalam konteks penelitian kuantitatif, yang menggunakan paradigm pendekatan dari satu pendekatan operasionalisasi konsep direkomendasikan mengingat fakta-fakta bahwa semua perhitungan cenderung keliru.
Metode triangulsi ini merupakan cara pengkombinasian antara penelitian kuantitatif dan kualitatif yaitu dengan cara mengecek antara satu tipe hasil penelitian (kuantitatif misalnya) dapat dicek dengan hasil penelitian yang diperoleh dari tipe penelitian yang lain (kualitatif). Triangulasi ini umumnya dimaksudkan untuk meningkatkan validitas hasil penelitian.
Fungsi dari penggunaan metode triangulasi adalah untuk memahami fenomena sosial dan konstruksi psikologis, karena untuk pemahaman hal tersebut, tidak cukup hanya  menggunakan satu alat ukur saja. Akan tetapi menekankan digunakannya lebih dari satu metode dan banyak sumber data termasuk di antaranya adalah sejumlah peristiwa yang terjadi.

JENIS-JENIS METODE TRIANGULASI
Menurut Sugiyono(370) ada 3 macam yakni triangulasi sumber, teknik dan waktu. Disisi lain ada yang mengatakan ada ber macam-macam triangulasi Sebagai teknik pemeriksaan untuk mencapai keabsahan, yaitu :
a. Triangulasi data
Mengguanakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari satu subjek yang dianggap memeiliki sudut pandang yang berbeda.
b. Triangulasi Pengamat
Adanya pengamat di luar peneliti yang turut memeriksa hasil pengumpulan data. Dalam penelitian ini, dosen pembimbing studi kasus bertindak Sebagai pengamat (expert judgement) yang memberikan masukan terhadap hasil pengumpulan data.
c. Triangulasi Teori
Penggunaan berbagai teori yang berlaianan untuk memastikan bahwa data yang dikumpulkan sudah memasuki syarat.
d. Triangulasi metode
Penggunaan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti metode wawancara dan metode observasi. Dalam penelitian ini, peneliti melakukan metode wawancara yang ditunjang dengan metode observasi pada saat wawancara dilakukan.

Selanjutnya Denzin membedakan empat macam teknik triangulasi. Yaitu :
a. Triangulasi data atau sumber data
Triangulasi data ini dimaksudkan agar dalam pengumpulan data peneliti menggunakan banyak sumber data. Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kelitatif.
Hal ini dapat dicapat dengan jalan :
Membandingkan data hasil wawancara dengan data hasil observasi
Membandingkan dengan apa yang dikatakan secara pribadi dengan apa yang dikatakan di depan umum.
Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu.
Membandingkan keadaan dan prespektif seseorang dengan berbagai pendapat dari berbagai lapisan masyarakat baik tingakat pendidikan, satatus pekerjaan misalnya.
Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen lainnya.
b. Triangulasi metode
Di dalam teknik ini, menggunakan berbagai metode pengumpulan data untuk menggali data sejenis. Pada triangulasi ini, terdapat dua strategi  yaitu :
pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian beberapa tehnik pengumpulan data.
pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan metode yang sama.
c. Triangulasi peneliti
Diharapkan dengan adanya beberapa peneliti yang melakukan penelitan dengan menggunakan pendekatan yang sama, akan mendapatkan hasil yang sama.
d. Triangulasi teori
Dalam membahas suatu permasalahan yang sedang di kaji, hendaknya peneliti tidak menggunakan satu prespektif teori. Sehingga nantinya di dukung dari multiple theory.


Tuesday, March 13, 2012

METHODE TAGUCHI,.....LOSS FUNCTION

UNTUK DIPELAJARI, MAHASISWA TEKNIK INDUTRI, TERKAIT MATA KULIAH PENGENDALIAN KUALITAS. SILA KLIK YANG BERMINAT.

Monday, January 9, 2012

BAHAN UAS KEWIRAAN

SILAHKAN KLIK!