Google

Sunday, February 17, 2013

MERENCANAKAN KEGIATAN TK

BAHAN RAKOR:
(Rapat Koordinasi Pendidikan TK Provinsi Jawa Timur)


Membangun sinergis yang solid ke dalam ranah mutu 
djoko adi Walujo
 Rapat Koordinasi Tiga Komponen Pendidikan TK – Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur”
HOTEL SUKI BATU : 18 Pebruari 2013

PENGANTAR

H
ampir dapat  dipastikan bahwa semua program kegiatan yang dirancang, diharapkan memiliki ekpektasi agar mencapai tujuan, selanjutnya diupayakan untuk memenuhi kaidah EER (efektif efisien dan rational). Namun kenyataannya kadang berbeda, dan hampir semua program yang direncanakan cenderung menghadirkan kesenjangan antara rencana dengan actualnya.

Langkah memperpendek kesenjangan adalah sebuah siasat yang dimatangkan dan dimutakhirkan, tanpa strategi itu, maka dapat diidentikan sebuah kegiatan bernuansa sia-sia. Kemudian sebuah ancangan yang akan memastikan program menjadi kenyataan, adalah sebuah formula yang bernilai “goal congruent” dicapai melalui sinergi. Sebuah program akan dinyatakan strategis,  bila perencanaan itu diawali dengan  pencermatan sangat mendalam, yang melibatkan segenap variabel. Adapun variabel-variabel yang harus  diantisipasi adalah variabel erat kaitannya dengan dinamika perkembangan teknologi. Kemudian juga dilakukan pengutan (reinforcement) kepada variabel-variabel lain yang berdaya mereduksi ego sektoral.
         Perkembangan teknologi yang super cepat dan super dahsyat, acapkali membuat usang sebuah program (program mati sebelum aplikasi). Kemudian munculnya egosektoral membuat sebuah program kegiatan bermata picik dan atomistic, bahkan membuat program tidak dinamik.  Inilah yang akan dijadikan titik pandang, dalam menyosong rapat koordinasi saat ini. Sesungguhnya rapat koordinasi yang dilakuka

PARADIGMA YANG  MEMBELENGGU
Sebuah fenomena yang memprihatinkan pada dunia pendidikan saat ini(program-program pendidikan), masih banyak pikiran dan aktivitas real yang terbelenggu oleh paradigma usang yang menyatakan bahwa dirinya dibutuhkan oleh masyarakat [driver company/driver university/ driver school]. Sesungguhnya paradigma ini justru paling dominan memberikan kontribusi negatif dalam layanan, oleh karenanya harus diubah dari driver university/drive organisation menjadi driver market/driver siocial communities, dengan demikian akan terwujud  sebuah aktivitas pendidikan yang memiliki resonansi kepekaan terhadap kebutuhan masyarakat, apalagi bila dalam melangkah diawali dengan melakukan analisa kebutuhan [need assessment].
Guna memberikan bingkai yang kokoh terhadap keinginan tersebut, maka diperlukan adanya strategi khusus untuk mengungkap kelemahan-kelemahan utamanya dengan melibatkan segenap komponen stakeholders.

PROGRAM  KITA  HARUS  BERKUALITAS  GLOBAL 

B
Ila kita menderivasi mutu untuk memacu institusi kita (program-program PAUD), maka kita harus menyadari bahwa kualitas itu adalah keharusan (the rule of thumb).  Kualitas bukan manis bibir, dan kualitas bukan aktivitas “abal-abal”. Kualitas adalah tuntutan sekaligus jatidiri. Oleh karenanya setiap nafas sebuah kegiatan harus mengacu dimensi kualitas. Berikut dipaparkan visualisasi “triple of greater mutu.
n, harus sarat dengan niatan yang mengarah pada produk program yang cerdas, holisitic (menyeluruh), dan menyentuh akar permasalahan.  Sehingga dapat diproyeksikan  untuk membangun kesadaran mutu dengan mengedepankan jaminan mutu [quality assurance], karena saat ini musimnya masyarakat menagih jaminan mutu.
Greater responsibility diartikan : sebuah kewajiban institusi/organisasi untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan kinerjanya kepada stakeholders [pemakai jasa/ konsumen, dunia profesi/dunia usaha]
Greater Quality Assurance:  berarti jaminan terhadap kualitas proses maupun qualitas produk, pencapaiannya melalui evaluasi internal maupun eksternal.
Greater Accountability : dimaknai sebagai tanggungjawab, serta tanggung gugat dan tanggung urai. Akuntabilitas hakikatnya adalah tuntutan global yang mengharuskan sebuah institusi tidak hanya bertanggung jawab kepada pemerintah, namun juga  bertanggung jawab kepada stakeholders.

 

PROGRAM YANG SMART


Menurut Garvin [dalam lovelock  1994; Peppard dan Roweland 1995] terdapat beberapa macam perspektif kualitas yang berkembang adapun dimensi yang terkait antara lain :  

Kemampuan untuk dipercaya [dependability]:
Dependability menggambarkan akuntabilitas secara makro baik dari penyediaan infra struktur [fasilitas] hingga kemampuan membangun relasi network antara program organisasi/ institusi dengan stakeholders, dalam hal ini dunia usaha/industry/ masyarakat.


Ketepatan dengan spesifikasi [conformance to spesification]:
Apakah sebuah karya memenuhi criteria on- time; [kosistensi dan ketepatan waktu] on delivery [ketepatan sajian/pengiriman]; on spesification [ketepatan spesifikasi] serta memiliki kemampuan mengeliminasi kesalahan, zero defect [nir kecacatan]; zero complaint [nir keluhan-sanggahan] dan Zero waste .

Daya Tahan [durability]

Program yang didisain memiliki nilai prediktif, sehingga tidak ketinggalan jaman dan  memiliki daya adaptasi.

  NEED ASSESMENT ADALAH ENERGI JAMINAN MUTU

        Dalam praktiknya keunggulan daya pembeda [comparative advantage] merupakan solusi terbaik dalam meneggakkan mutu, agar sebuah perencanaan program memiliki daya pembeda maka diperlukan need assessment.
Mengapa Need Asssessment?, need assessment dilakukan untuk memperkecil gap antara :
Harapan organisasi/institusi  
>< 
Harapan masyarakat
Kebutuhan organisasi/institusi
>< 
Kebutuhan masyarakat
Kepentingan organisasi/institusi
>< 
Kepentingan masyarakat

       Dari realitas inilah maka Tovey berpendapat bahwa need assessment pada dasarnya adalah a process of comparing the actual performance of individuals with the standard of performance at which they are expected to operate.  Berdasar pemikiran itu maka need assessment dapat difungsikan:
q  Collect information on the skills, knowledge and feelings of the performers;
q  Collect information on the job content and context;
q  Defined the desired and actual performance in useful detail;
q  Involve stakeholders and build support;
q  Provide data for planning 

Kita pahami bersama bahwa program kegiatan adalah gambaran nyata sebuah institusi untuk mengarahkan potensinya guna menciptakan produk/jasa yang berkualitas.  Berikut “kotak peringatan” yang menggambarkan akibat bila kita melupakan suatu keharusan.


NO.
KEHARUSAN YANG TERLUPAKAN
AKIBAT
1.
Tanpa menetapkan VISI
Perish
2.
Tanpa menetapkan MISI
Confusion
3.
Tanpa ACTION PLAN
False start
4.
Tanpa membangun SKILL
Anxiety
5.
Tanpa membuat RULE
Conflict
6.
Tanpa INCENTIVE
Slow change
7.
Tanpa RESOURCE
Frustrations



          Semoga rapat koordiansi ini mampu mengembangkan pikiran baru yang terpadu berlatar mutu.