BANCAR (BAHAN CERAMAH SEBENTAR)
BERWAWASAN PRESTATIF
Oleh : Djoko Adi Walujo.
OPSPEK MAHASISWA BARU
UNIVERSITAS PGRI ADIBUANA SURABAYA
Kampus Pagi-Bunga
Matahari Bersemi.
Pengantar:
Sungguh celaka jika hingga
saat ini kita masih mengedepankan intuisi dalam bertindak, karena perkembangan
teknologi yang begitu deras memungkinkan kita dalam bertindak selalu
mensinergikan wawasan dari segenap dimensional. Merangkai pemikiran rasional
dan dironce dengan realitas sosial adalah jawaban atas kemajuan teknologi yang
kita rasakan saat ini.
Dikaitkan dengan kemajuan
teknologi yang kehadirannya selalu dibarengi dengan pola pikir dan pola laku
efektif dan efisien, serta manifestasinya selalu menyeret hadirnya pola sikap
manusia yang cenderung bersaing dan bertanding dan meninggalkan bersanding.
Keadaan ini mengondisi setiap manusia secara terus menerus memperbaiki citra
dirinya agar dapat eksis di kondisi ini.
Menjaga eksistensi diri sama
halnya menjaga pola pikir dan pola tindaknya yang sewaktu-waktu seirama dengan
tuntutan perkembangan zaman, tanpa meninggalkan akar budaya. Untuk mencapai hal
ini, maka sangat bijak jika manusia itu selalu on the track pada wawasan
prestatif. Karena wawasan prestatif akan memproduk manusia-manusia profesional
dengan daya juang tinggi, tanpa harus meniadakan lainnya.
Kegiatan Opspek – Mahasiswa
Universitas Adi Buana tahun 2012, sangat memungkinkan untuk diseminasikan
wawasannya, ke arah wawasan prestatif. Wawasan prestatif ini, sesungguhnya
adalah suatu bentuk wawasan yang membangkitkan kapabilitas indiviual, yang
kemudian akan berkembang menuju kelompok yang lebih besar. Subtansinya adalah
bagaimana menjaga motivasi berprestasi, dan dalam menjaga motivasi ini
dikaitkan dengan kapabilitas individual pendekatan yang sangat lekat adalah konsep AKU yang kepanjangannya Ambisi,
Kenyataan, dan Usaha.
- Ambisi
- Kenyataan
- Usaha
Tiga hal di
atas dalam praktiknya saling berkaitan
satu sama lain. Dan dapat difungsikan menjadi media introspeksi diri kita,
tentunya untuk membantu pencapaian hasil yang lebih optimal.
AMBISI
Ambisi
adalah keinginan yang besar untuk memperoleh atau mencapai sesuatu. Ketika kita
memiliki tujuan akhir (Goal), maka pertanyaan berikutnya, seberapa besar keinginan
kita untuk mencapai tujuan tersebut.
Ambisi adalah
keinginan yang begitu kuat untuk mencapai sesuatu maka kita membutuhkan motivasi
sebagai pendorong untuk memewujudkan ambisi kita, biasanya ambisi tanpa
motivasi hanya akan tumbang ditengah jalan.
Hubungan
antara ambisi, goal, dan motivasi diibaratkan seperti kita hendak kesuatu
tempat, disebut saja dream arena (arena impian ), maka ambisi adalah kita
pergi atau tidak ke dream arena tersebut, dan motivasi adalah bahan bakar/
perbekalan kita, yang berpotensi untuk sampai ke dream arena, sedangkan goal
adalah dream arenanya.
KENYATAAN
Kenyataan adalah suatu kondisi atau keadaan
kita saat ini, kalau dikaitkan dengan ambisi, kenyataan lebih pada faktor –
faktor yang mempengaruhi peluang keberhasilan dalam mencapai suatu tujuan yang
menjadi ambisi kita. untuk itu kita perlu menganalisis kenyataan kita untuk
bisa mengoptimalkan poin selanjutnya yaitu usaha.
USAHA
Usaha adalah
upaya atau kegiatan yang dilakukan untuk mencapai ambisi. Dengan usaha yang
maksimal tentu akan memberikan hasil yang maksimal juga, sebaliknya, usaha yang
sedikit, hasil dari tujuan yang kita raih akan sedikit pula.
Simulasinya
:
Goal ada -> Ambisi
besar -> Motivasi OK -> Kenyataan
mendukung -> Usaha sejalan, maka -> akan tercapai.
B.
Hubungan
cita – cita/ karir dengan konsep A.K.U
Tiada
keberhasilan yang yang diraih tanpa persiapan yang matang, untuk mencapai
kesuksesan/ keberhasilan diperlukan perencanaan dan pengambilan keputusan yang
tepat, setelah mempahami semua potensi yang ada baik secara fisik dan psikis,
kelebihan dan kekurangan yang dimiliki, maka dapat membuat rencana yang matang.
C.
Konsep A.K.U
dengan ESQ ( Emotional Spritual Quatient )
ESQ adalah kempuan seseorang untuk
dapat memahami bahwa apapun yang dilakukan didunia ini karena tuhan Yang Maha
Esa. Semua kegiatan yang dikerjakan selalu berorientasi pada tuhan Yang Maha
Esa. Sehingga apabila terjadi kegagalan, tidak akan putus asa dan mampu
menjadikan hambatan menjadi sebuah peluang, untuk itu harus kreatif agar dapat
mengalihkan, menemukan ambisi, cita – cita kebidang lain sehingga dapat sukses
didunia dan diakhirat.
UNSUR PENDUKUNG KONSEP AKU
- Openess To Experience = terbuka pada pengalaman
- Conscientiouness = mendengarkan kata hati
- Extroversion = terbuka
- Agreeableness = mampu beradaptasi
- Neuroticism = mental yang sehat
6 PILAR KARAKTER AMBISI SEHAT
- Trustworthiness. Adalah karakter yang paling dasar:jujur, dapat dipercaya, berani membela kebenaran
- Responsibility, Memiliki sikap yang disiplin dan bertanggung jawab terhadap pilihan yang telah diambil. Mampu untuk berpoikir sebelum bertindak dan mempertimbangkan konsekuensi
- Respect. Memperlakukan orangan lain dengan hormat. Mengikuti aturan emas : Perlakukanlah orang lain sebagaimana engkau ingin diperlakukan
- Fairness. Belajar mengikuti aturan yang berlaku. Tidak berprasangka dan tidak sembarangan menyalahkan orang lain. Mau berbagi dengan sesama
- Caring. Bertindak dengan ramah. Peduli dengan orang lain. Memaafkan orang lain. Membantu orang yang kesulitan
- Citizenship. Berperan aktif dalam mengembangkan komunitas sekitas. Mampu bekerja sama dan bertetangga dengan baik. Mematuhi hukum dan aturan. Menghargai otoritas.
No comments:
Post a Comment