Monday, June 8, 2015
Tuesday, June 2, 2015
Thursday, May 28, 2015
BANGSA DAN NEGARA (PPKN) - DJOKO AW
Pertemuan II Pendidikan Kewarganegaraan ini membahas:
Pengertian
Bangsa
Nasionalisme
Gagasan
Tetang Negara
BANGSA DAN NEGARA
Pengantar
Pada tanggal 11 Maret 1882 di depan sidang
Dies Natalis Universitas Sorbone-Paris, Ernest Renan mengemukakan pidatonya
berjudul " Qu'est ce qu'une natin" ( Apakah bangsa itu).
Dalam pidato itu dapat disimak bahwa Ernest Renan
meluncurkan keyakianannya bahwa bangsa adalah persoalan perasaan, soal kehendak
[tekad] semata-mata untuk hidup bersama [ le desir de vive ensemble],
yang timbul antara segolongan besar manusia yang nasibnya sama dalam masa
lampau, terutama dalam penderiataan bersama.
Barkaitan
dengan pemikiran diatas utamanya yang menyangkut persoalan hidup bersama, maka
perlu dikenali lebih cermat hal ihwal pemahaman hidup bersama/berkelompok.
Pengelompokkan
Manusia
Manusia dapat dikategorikan
dalam berbagai kelompok :
1.
Pengelompokan atas dasar jenis kelamin secara
konvensioanl dikategorikan menjadi dua laki-laki dan perempuan
2.
Pengelompokan atas dasar adat istiadat dan bahasa
dikenal dengan berbagai kelompok suku bangsa, seperti, Jawa, Arab dan Rusia.
3.
Pengelompokan atas dasar ciri fisik biologi manusia,
penggolongannya meliputi ras seperti
Monggoloid, Eropa, Melayu, dan Malanesia.
4.
Pengelompokkan atas dasar Iman dan Kepercayaan kepad
Tuhan Yang Maha Esa, digolongkan kedalam agama
5.
Pengelompokkan
berdasarkan Yuridis formal, manusia dikelompokan warga negara dan warga negara
asing.
6.
Suku bangsa
merupakan kelompok masyarakat berdasarkan kesamaan fisik biologis seperti warna
kulit,
bentuk wajah (hidung dan mata), bentuk rambut atau perawakkan.
PEGERTIAN BANGSA:
Bangsa
adalah unit politik yang mandiri, suatu kelompok teritorial dengan hak-hak
kewargaan negara yang sama, yang membedakannya dengan kelompok-kelompok lain.
Bangsa dalam negara bangsa mencakup jumlah kelompok masyarakat (berbagai suku
bangsa dan ras) yang lebih luas dibandingkan bangsa dalam suku bangsa.
Kesamaan
identitas kultural dalam bangsa lebih sempit cakupannya dari pada identitas
kultural negara bangsa.
Bangsa dan nasionalisme
Nasionalisme dapat diartikan sebagai rasa mencintai
bangsa yang telah memberinya kehidupan dan dimana seorang warga bangsa
dilahirkan. Nasionalisme adalah rasa cinta tanahi air yang tertanam disanubari
bangsa. Nasionalisme adalah keyakinan bahwa setiap bangsa mempunyai hak dan
kewajiban untuk membentuk dirinya sebagai negara.
Bentuk-bentuk Nasionalisme :
Nasionalisme
humanitarian:
Suatu bentuk nasionalisme yang
toleran, didasarkan atas paham bahwa setiap bangsa memberikan sumbangan bagi
kemanusiaan justru karena sifat-sifat karakteristiknya.
Nasionalisme
Jacobin :
Suatu
nasionalisme yang demokratis dalam semangatnya, tetapi doktriner dan fanatik
terhadap bangsa lain
Nasionalisme Tradisional :
Nasionalisme yang menekankan
keunikan setiap bangsa dan perlunya mempertahankan tradisi dan sejarahnya yang
khusus
Nasionalisme
Liberal
Nasionalisme yang didasarkan atas
gagasan pemerintah demokratis, sedang didunia diatur menurut asas hak setiap
bangsa untuk menentukan nasibnya sendiri
Nasionalisme
Integralistik
Nasionalisme
yang menekankan pentingnya bangsa diatas individu dan memperkuat negara sendiri
dengan mengorbankan negara lain.
NEGARA:
Gagasan Tentang Negara
Berbagai pola pikir tentang
gagasan negara banyak dilontarkan oleh para pakar yang antara lain sebagai
berikut :
-
Roger H. Solatau
Negara adalah
alat (agency) atau wewenang (authority) yang mengatur atau yang
mengendalikan persoalan-persoalan bersama, atas dasar masyarakat.
-
Harold J. Laski.
Negara adalah
suatu masyarakat yang dintegrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat
memaksa dan yang secara sah lebih agung daripada individu atau kelompok yang
merupakan bagian dari masyarakat itu.
-
Max Weber
Negara adalah
suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan kekuasaan fisik
secara sah dalam suatu wilayah.
-
Robert Maciver.
Negara adalah
asosiasi (perkumpulan) yang menyelenggarakan penertiban di dalam suatu
masyarakat berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu
pemerintahan yang untuk maksud tersebut diberi kekuasan memaksa.
-
Mariam budiaharjo.
Negara adalah
suatu daerah teritorial yang rakyatnya
diperintah (Governed) oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil menuntut dari
warga negaranya ketaatan pada peraturan perundang-undangan melalui kontrol
menopolistik dari kekuasaan yang sah.
Pengertian Negara
Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah
yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya
Tugas Negara
1.
Mengendalikan dan mengatur gejala-gejala kekuasaan yang sosial, yakni
yang bertentangan satu sama lain, supaya tidak menjadi antogonisme yang
membahayakan.
2.
Menorganisir dan mengintegrasikan kegiatan manusia
dan golongan-golongan kearah tercapainya tujuan- tujuan dari masyarakat
keseluruhan.
Karateristik Negara
1.
Sifat memaksa, agar peraturan perundang-undangan
yang dibuat ditaati sehingga ketertiban dalam masyarakat tercapai, dan
kemungkinan timbulnya anakhisme dapat dihindarkan. Sifat memaksa dimaksudkan
negara memilki kekuasaan untuk memakai kekerasan fisik secara legal.
2.
Sifat monopoli,
negar memiliki monopoli dalam menetapkan tujuan bersama
3.
Sifat mencakup semua [ all-encopossing] berlaku untuk semua tanpa kecuali.
-
Wilayah, Setiap negara mendudukan suatu wilayah
tertenytu dan meilki batas batas wilayah
tertentu. kekuasan berlaku pada wilayah tersebut.
-
Penduduk, Setiap negara mempunyai pendiduk, dan
kekuasaan negara menjangkau semua penduduk di dalam wilayahnya.
-
Pemerintah, setiap negara mempunyai suatu
organisasi yang berwenang untuk
merumuskan dan melaksanakan keputusan-keputusan yang mengikat bagi seluruh
penduduk di dalam wilayahnya.
-
Kedaulatan, Kedaulatan adalah kekuasaan yang
tertinggi untuk membuat undang dan melaksanakannya dengan cara yang tersedia.
Teori tentang Negara.
- Teori Negara sebagai alat
Sebuah
teori yang melihat negara sebagai sekedar alat dari sebuah kekuatan yang
menguasaai negara . Teori ini dianut oleh kaum pluralis yang melihat negara
sebagai arena tempat kekuatan-kekuatan yang ada di masyarakat saling bertarung.
Kebijakan negara hanya merupakan resultante dari kekuatan-kekuatan yang ada.
- Teori structural
Sebuah teori yang menganggap
negara memiliki kemandiriran, tetapi kemandirian ini bersifat relatif.
Kemandirian ini lahir karena terjadinyan konfigurasi kekuatan-kekuatan yang
ada.
- Teori Negara Bonaparte
Teori
ini juga berbicara mengenati kemandirian relatif. Negara bonapartis melakukan
tindakan-tindakan yang melawan kepentingan kaum borjuis.
- Teori persekutuan Segitiga [Triple alliance]
Teori ini berbicarta tentang tiga
unsur : negara, kaum borjuis nasional dan modal asing.
BERIKUT SLIDE :
FILSAFAT ILMU, FILSAFAT DAN ILMU - DJOKO AW
Ingin membantu para mahasiswa yang berminat memahami filsafat ilmu,. Sesungguhnya ini merupakan bentangan yang tayang ketika memberi kuliah filsafat ilmu. Tentu hanya yang mengikuti kuliah yang akan lebih paham. Lebih mendalam anda bisa datangi rumah maya kami yang lain dengan search google, alamat kami di GUDANG FILSAFAT ILMU, pasti anda bertemu.
Silakan nikmati slide ini :
FILSAFAT ILMU EPISODE 1 - DJOKO AW from Djoko Adi Walujohttp://filsafat-ilmu.blogspot.com/
Filsafat Dan Ilmu
Istilah filsafat
atau falsafah memiliki banyak arti. Menurut Socrates, filsafat merupakan cara
berpikir secara radikal dan menyeluruh [holistic] atau cara berpikir
yang mengupas sesuatu sedalam-dalamnya.
Filsafat
dalam peranya tidak bertugas menjawab pertanyaan yang muncul dalam kehidupan,
namun justru mempersoalkan jawaban yang diberikan. Dengan kata lain dapat
dinyatakan bahwa berfilsafat adalah berpikir radikal [hingga sampai ke-akarnya],
menyeluruh dan mendasar.
Wiil Durant adalah seorang-orang yang menggambarkan filsafat sebagai pasukan
marinir yang sedang merebut sebuah pantai. Setelah pantai berhasil dikuasai,
pasukan infanteri selajutya mempersilakan mendarat. pasukan infanteri
adalah merupakan, “pengetahuan “ yang
diantaranya “ilmu”.
Dari realita
itulah nampak bahwa ilmu berasal dari filsafat, perkembangan ilmu senantiasa
dirintis oleh filsafat. Oleh karena itu untuk memahami ilmu terlebih dahulu
harus memahami filsafat.
Filsafat
mendorong orang untuk mengetahui apa yang sudah diketahui dan apa yang belum
diketahui.
Dinyatakan
pula oleh Wiil Durant bahwa filsafat pada awalnya memiliki dua cabang, yakni :
- filsafat alami [natural philosophy]
- filsafat moral [moral philosophy]
Filsafat
alami berkembang menjadi ilmu-ilmu alam sedangkan filsafat moral berkembang
menjadi ilmu-ilmu sosial.
Hal-hal yang
menjadi kajian filsafat adalah :
- Logika
Logika adalah kajian yang mencari mana yang benar dan yang salah
- Etika
Etika adalah kajian yang mencari mana yang baik dan yang tidak baik
- Estetika
Estetika
adalah kajian untuk menentukan mana yang indah dan mana yang tidak indah
- Metafisika
Metafisika adalah kajian yang
termasuk ke dalam teori tentang ada atau tentang tidak ada, hakikat keberadaan
suatu zat, hakikat pikiran, dan kaitan antara pikiran dan zat.
- Politik
Politik
adalah kajian mengenai organisasi pemerintahan yang ideal.
SIMPULAN
S
|
impulan
singkat yang kita peroleh adalah :
Filsafat bersifat
menyeluruh, mendasar dan spekulatif, sedangkan cakupan filsafat hanyalah
hal-hal yang bersifat umum.
Ilmu memiliki cakupan yang lebih sempit dari filsafat, namun
memiliki kedalam dan lebih tuntas. Ilmu mengalami perkembangan, yakni
perkembangan tahapan awal dan tahapan akhir. Pada tahapan awal ilmu masih
menggunakan norma filsafat sebagai dasarnya dan metode yang digunakan adalah
metode normatif dan deduktif. Tahapan berikutnya ilmu menggunakan
temuan-temuan sebagai dasarnya dan menyatakan dirinya sebagai sesuatu yang
otonom/lepas dari filsafat, dengan menggunakan metode deduktif dan
induktif.
FILSAFAT ILMU
Y
|
ang
dimaksud dengan filsafat ilmu adalah studi sistematik mengenai sifat hakikat
ilmu, khususnya yang berkenaan dengan metodenya dan kedudukannya di dalam skema
umum disiplin ilmu.
Untuk
mendapatkan gambaran singkat tentang pengertian filsafat ilmu dapatlah
dicermati rangkuman ranah telaah yang tercakup dalam filsafat ilmu, seperti
berikut :
Filsafat ilmu adalah suatu telaah kritis
terhadap metode yang digunakan oleh ilmu tertentu, terhadap symbol-symbol yang
digunakan, dan terhadap struktur penalaran tentang system symbol yang
digunakan. Telaah kritis diarahkan untuk mengkaji ilmu empirik dan juga ilmu
rasional, juga untuk membahas studi-studi bidang etika dan estetika,
studi sejarah, antropologi, geologi dll.
Metode yang diangkat biasanya dinyatakan dengan istilah induktif, deduktif,
hipotesis, data, penemuan dan verifikasi. Selanjutnya
secara mendalam dinyatakan dengan istilah ekperimentasi, pengukuran, klasifikasi, dan idealisasi.
Filsafat ilmu adalah suatu upaya untuk mencari
kejelasan mengenai dasar-dasar konsep dan upaya membuka tabir dasar-dasar
empiris (ke-empirisan) dan dasar-dasar rasional (ke-rasionalan). Aspek filsafat
sangat erat hubungannya dengan hal ihwal yang logis dan etimologis.
Sehingga peran yang dilakukan adalah ganda. Pada sisi pertama filsafat ilmu
mencakup analisis kritis terhadap “anggapan dasar”, seperti waktu, ruang, jumlah /kuantitas,
mutu/kualitas dan hukum. Sisi lain filsafat ilmu menelaah keyakinan
menganai penalaran proses-proses alami.
Filsafat
ilmu merupakan studi gabungan yang terdiri dari beberapa kajian, yang diajukan
untuk menetapkan batas yang tegas mengenai ilmu tertentu. Juga berperan untuk
menganalisis hubungan atau antar hubungan yang ada pada kajian satu terhadap
kajian yang lain.
BEBERAPA TERMINOLOGI FILSAFAT ILMU
- Menurut Robert Ackermann :
Sebuah tinjauan
kritis tentang pendapat-pendapat ilmiah dewasa ini yang membandingkan dengan
pendapat terdahulu yang telah dibuktikan
- Lewis White Beck:
Mempertanyakan
dan menilai metode-metode pemikiran ilmiah, serta mencoba menetapkan nilai dan
pentingnya usaha ilmiah sebagai suatu keseluruhan
- Cornelius Benyamin
Cabang
pengetahuan filsafati yang menelaah sistematis mengenai sifat dasar ilmu,
metode-metodenya, konsep-konsepnya, praanggapan-praanggapannya , serta letaknya
dalam kerangka umum dari cabang intelektual
- May Brobeck :
Sebagai analisis yang netral secara etis dan
filsafati, pelukiasan , dan penjelasan mengenai landasan-landasan ilmu.
TUJUAN FILSAFAT ILMU
- Sarana pengujian penalaran ilmiah, sehingga orang menjadi kritis terhadap kegiatan ilmiah
- Usaha merefleksi , menguji, menkritik asumsi dan metode keilmuan
- Memberikan pendasaran logis terhadap metode keilmuan. Karena setiap metode ilmiah keilmuan harus dapat dipertanggungjawabkan secara logis dan rasional.
MANFAAT MEMPELAJARI FILSAFAT ILMU PENGETAHUAN
1.
Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan
perindustrian dalam batasan nilai ontologis. Melalui paradigma ontologism
diharapkan dapat mendorong pertumbuhan wawasan spiritual keilmuan yang mampu
mengatasi bahaya sekularisme ilmu pengetahuan.
2.
Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan
pertindustrian dalam batasan nilai epistemologis. Melalaui paradigma
epistemologis diharapkan akan mendorong pertumbuhan wawasan intelektual
keilmuan yang mampu membentuk sikap ilmiah
3.
Mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi dan
perindustrian dalam batasan axiology. Melalui paradigma axiologis diharapkan
dapat menumbuhkembangkan nilai-nilai etis, serta mendorong perilaku adil dan
membentuk moral tanggung jawab. Ilmu pengetahuan dan teknologi dipertanggung
jawabkan bukan unntuk kepentungan manusia, namun juga untuk kepentingan obyek
alam sebagai sumber kehidupan.
4. Menyadarkan seorang-orang ilmuwan agar tidak
terjebak ke dalam pola pikir “menara gading”, yakni hanya berpikir murni dalam
bidangnya tanpa mengkaitkan dengan kenyataan yang ada di luar dirinya.
Kenyataan sesungguhnya bahwa setiap aktivitas keilmuan nyaris tidak dapat
dilepaskan dari konteks kehidupan sosial kemasyarakatan
CATATAN PERIHAL ILMU PENGETAHUAN
1. Ilmu merupakan
pengetahuan yang mencoba menjelaskan rahasia alam agar gejala alamiah tersebut
tidak lagi merupakan misteri. Penjelasan ini akan memungkinkan kita untuk meramalkan
apa yang akan terjadi
2. Ilmu dankebenaran
ibarat dua sisi dari sekeping mata uang [two sides of some coin]. Dengan
kata lain, “ if one were to speak about truth or reality one has to investigate
how to know what reality is”
3. Netralitas ilmu: Ilmu
itu sendiri bersifat netral tidak mengenal baik atau buruk, dan si pemilik
pengetahuan itulah yang mempunyai sikap.
4. Ilmu pengetahuan pada
dasarnya lahir dan berkembang sebagai konsekuensi dari usaha-usaha manusia baik
untuk memahami realitas kehidupan dan alam semesta maupun untuk menyelesaikan
permasalahan hidup yang dihadapi, serta mengembangkan dan melestarikan
hasil-hasil yang dicapai manusia sebelumnya.
5. Dikatakan oleh
Einstein, “bahwa ilmu dimulai dengan fakta dan diakhiri dengan fakta apapun
juga teori yang disusun diantara mereka”
LAKUKAN REFLEKSI
|
||||
Ahmad Tafsir [2004] Filsafat
Ilmu [mengurai Ontologi, Epistemologi dan Aksiologi Pengetahuan] :
PT Remaja Rosda Karya Jakartaà 35-59
Alex Lanur OFM [1993] Hakikat Pengertahuan dan Cara
Kerja Ilmu-ilmu : Penerbit
PT Gramedia Pustaka Utama Jakartaà 13:52
Conny Semiawan, Dkk [2005] Panorama
Filsafat Ilmu [Landasan pengembangan ilmu sepanjang Zaman] :
Penerbit Teraju [PT Mizan Publika]
Bandung à Bab IX .107: 123
Rizal Muntansyir [2001]
Filsafat Ilmu : Pustaka Pelajar Jakarta . Ã Bab I ; 1:26, Bab II 42:49
Shah AB[1986] Metodologi Ilmu
Pengetahuan : Yayasan Obor Indoensia – PT Karya Uniper Jakarta à Bab III 24:30
Subscribe to:
Posts (Atom)